Langsung ke konten utama

[RESENSI] Bijak Bermedia Sosial Lewat Film Budi Pekerti

 

Bijak Bermedia Sosial Lewat Film Budi Pekerti

Sumber: Wikipedia

Judul Film       : Budi Pekerti

Sutradara         : Wregas Bhanuteja

Produksi          : Rekata Studio, Kaninga Pictures

Pemain             : Inne Febriyanti, Dwi Sasono, Prilly Latuconsia, Angga Yunanda

Bahasa             : Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa

Durasi              : 1 jam 50 menit

Tanggal Rilis   : 2 November 2023

 

Mengunggah video singkat di media sosial seolah menjadi hal yang lumrah dilakukan masyarakat. Sayangnya, aksi ini kerap kali menjadi bumerang bagi pihak-pihak yang terlibat dalam video. Ujaran kebencian tak segan dilayangkan ketika isi video bertentangan dengan kebiasaan masyarakat. Hal tersebut dapat ditemukan pada cerita kehidupan Bu Prani dalam film Budi Pekerti.

Kisah ini berawal ketika Bu Prani, seorang guru bimbingan konseling terlibat perselisihan dengan pengunjung di pasar. Sayangnya, kejadian tersebut berhasil diabadikan melalui video singkat oleh seseorang dan diunggah ke media sosial. Karena sikap Bu Prani yang dinilai tidak mencerminkan layaknya seorang guru, ia mendapatkan kecaman dan komentar negatif dari masyarakat internet, atau yang dikenal dengan netizen.

Tidak hanya Bu Prani yang terkena perundungan. Keluarganya pun ikut terseret dan dikecam oleh netizen. Segala tindakan yang dilakukan selalu dinilai dan dicari kesalahannya. Akibatnya, hidup mereka menjadi tidak tenang dan apa pun yang mereka lakukan akan dipandang salah. Selain kehilangan keharmonisan keluarga, Bu Prani juga terancam kehilangan pekerjaannya.

Film Budi Pekerti dipenuhi oleh penyelidikan tentang dampak negatif media sosial dan perilaku menghukum seseorang atau kelompok akibat tindakan mereka yang dianggap salah oleh masyarakat. Film ini cukup baik dalam menyuguhkan dialog yang hampir seluruhnya berbahasa Jawa. Semua karakternya dapat berinteraksi secara luwes, bahkan dalam urusan aksen daerahnya.

Sumber: kapanlagi.com

Tokoh pemeran Bu Prani menunaikan tugasnya sebagai jantung cerita dengan memesona. Emosi, kekalutan, dan teror yang dirasakan Bu Prani mampu tersampaikan dengan baik berkat penampilan Inne Febriyanti. Begitu pula dengan Prilly Latuconsina yang telah memberikan usaha terbaiknya memerankan Tita, seorang musisi sekaligus aktivis dengan segala emosi terpendamnya.

Namun, Angga Yunanda menjadi sosok yang paling menyita perhatian dalam Budi Pekerti. Ia berhasil lepas dari citra rupawan yang selama ini melekat dengan beralih menjadi pemuda biasa dari Yogyakarta. Karakternya yang kental dengan gaya nyentrik khas pemuda desa mampu mengantarkan Angga menjadi tokoh Muklas. Ia dirombak total menjadi pria berambut pirang dan bertindik.

Wregas Bhanuteja menyisipkan arti pada tiap warna, benda, bahkan adegan pada Budi Pekerti. Contohnya, seragam Bu Prani, helm, dan otopet berwarna kuning terinspirasi dari warna buku Pendidikan Moral dan Pancasila (PMP) zaman dulu. Warna tersebut digunakan karena buku PMP erat kaitannya dengan budi pekerti, guru, dan sekolah yang banyak dibahas dalam film.

Di penghujung film, alunan piano Gardika Gigih lewat lagu “Dan Hujan I” sebagai musik latar merupakan pilihan yang tepat untuk menyimpulkan perjalanan Bu Prani. Sayangnya, penggarapan cerita untuk karakter Pak Didit (Dwi Sasono) terlalu singkat dan kurang berkesan. Penggunaan bahasa Jawa yang dominan juga cukup sulit untuk dipahami.

Secara keseluruhan, Budi Pekerti sukses menyampaikan pesan moral bagi para penontonnya. Di balik kisah getir yang disajikan, film yang sangat cocok untuk ditonton bersama keluarga ini mampu menyelipkan dialog lucu. Selain itu, alur ceritanya yang realistis akan membuat penonton menebak-nebak akhir cerita dari kasus Bu Prani. (Mesya Febriana, 10080022082).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[SIARAN PERS] Grand Opening LSD Coffee 2.0, Sukses Menarik Perhatian Para Gen-Z

  Grand Opening LSD Coffee 2.0, Sukses Menarik Perhatian Para Gen-Z Long Steady Distance Coffee resmi membuka rumah keduanya di Jalan Cilaki dengan suasana homey dan menggunakan konsep cantik open bar. Bandung, 27 September 2023. Long Steady Distance Coffee dengan bangga membuka cabang keduanya di Jalan Cilaki, Bandung setelah sukses menarik perhatian para pengunjung di cabang pertamanya yang terletak di Jalan Pandu. Pemilik atau owner dari LSD Coffee, Noel Pradipta mengatakan,“Setelah hampir dua tahun rumah pertama LSD Coffee berdiri, saya memutuskan untuk melebarkan sayap ke daerah Cilaki Bandung. Biar vibesnya lebih adem dan asri gitu ”. Hal tersebut diungkap saat Grand Opening LSD 2.0 Rumah kedua dari LSD Coffee ini memanfaatkan rumah jadul dengan suasana yang sangat homey ditambah dengan pekarangan rumah yang asri menjadi salah satu daya tarik tersendiri untuk para pengunjung yang datang. Pada pembukaan rumah keduany...

[SURAT RESMI] Undangan Narasumber Talkshow "Nongkrong Lancar, Masa Depan Terancam”

Sumber : https://waspada.co.id/2022/04/bikin-bangga-maudy-ayunda-dipercaya-sebagai-jubir-g20-indonesia-masuk-daftar-30-forbes-asia/